Waspada! Teliti Memasukkan Anak Ke Sekolah Atau Pesantren Terpadu

 

Hati-hati memasukkan anak-anak ke sekolah atau pesantren yang berlabel “Islam terpadu” atau yang menawarkan program tahfidz dan bahasa. Karena tidak sedikit lembaga pendidikan SDIT dan semacamnya (SMP-IT-SMA-IT, SMK-IT), yang belakangan Islam Terpadu atau yang memakai nama-nama sahabat Nabi maupun ulama terkenal berafiliasi ke pergerakan Ikhwanul Muslimin yang oleh Arab Saudi dimasukkan dalam daftar teroris. Sebagian lagi sekolah tersebut berhaluan ideologi khilafah binaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang terlarang di Indonesia.

Dikhawatirkan ketika lulus dari situ, anak-anak menjadi radikal, berwawasan Islam yang sempit, picik, dan kaku. Ada orangtua yang melaporkan anaknya dipindahkan dari SDIT ke SD Negeri karena cemas akan muatan pendidikan yang diberikan, antara lain anak kelas 3 SDIT di lingkungannya sudah diajarkan hafalan ayat-ayat qital (peperangan).

Memangnya mereka mau perang dengan siapa sekecil itu? Sebagian lagi diajarkan untuk membenci non Muslim. Sangat miris dan menyedihkan jika anak yang masih bau kencur diajarkan kebencian kepada sesamanya yang berbeda keyakinan, faham atau golongan.

Oleh karenanya teliti dan waspadalah sebelum memasukkan anak ke sekolah-sekolah yang berlabel semacam itu. Selidiki siapa pengelola sekolahnya, bagaimana muatan pelajaran yang diberikan. Lebih aman lagi jika dimasukkan ke sekolah negeri atau swasta yang di bawah naungan NU atau Muhammadiyah.

Dalam akun facebooknya, Ahmad Mustain menjelaskan "Kalau mau memasukkan anaknya ke sekolah SD IT harap hati-hati. Di SD IT ini  kebanyakan pelajaran agamanya berbau radikal. Dua anak saya mulai terpapar ajaran islam radikal di SD IT. Cukup sulit saya menyadarkannya. Bela, SD IT kelas satu, ajaran baru ini mau saya pindahkan ke SDN aja. Sekarang dia udah tidak mau bergaul dengan anak-anak seusianya yang beragama kristen. Bayangkan itu anak kelas satu SD IT. Memang tidak semua SD IT menerapkan ajaran Islam radikal. Tetapi potensi ke arah sana sangat besar. Karena itu sebelum memasukkan anaknya ke SD IT, cari tahu siapa pemiliknya" tulisnya dalam akun fb.

Karena anak-anak adalah generasi masa depan bangsa, sudah seharusnya diberikan ajaran Islam yang damai, toleransi, menghargai budaya nusantara, cinta tanah air, dan nilai kehidupan harmonis. Khususnya di sekolah-sekolah yang dikelola oleh orang-orang NU itu ada muatan pelajaran Akidah Ahlussunah wal Jama’ah yang mengajarkan Islam Rahmatan lil 'Alamin.